
Mengabdi menuju Desa Herbal Mangliawan
Termotivasi dari semangat saya dengan Tim dalam peran Pramuka dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat, serta tanggung jawab sosial sebagai calon profesional di bidang sosial ekonomi pertanian. Tim kami berangkat dari keinginan mendalam untuk mendekatkan mahasiswa kepada realitas masyarakat desa, menumbuhkan kepekaan terhadap masalah lingkungan, dan menyebarluaskan pengetahuan yang dimiliki melalui aktivitas produktif. Program ini dirancang sebagai wadah kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat Desa Mangliawan secara partisipatif, dengan tujuan untuk menghadirkan kontribusi nyata melalui penguatan potensi lokal di bidang tanaman herbal, serta menjawab tantangan masyarakat desa terhadap akses edukasi dan ekonomi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.
Cita-cita besar yang menjadi pendorong utama adalah mewujudkan Desa Mangliawan sebagai Desa Herbal yang mandiri, sehat, dan berdaya dalam jangka waktu satu tahun melalui tahapan edukasi, pendampingan, dan pemberdayaan berkelanjutan. Tahapan lanjutan mencakup pembentukan kelompok tani herbal, pelatihan pengolahan hasil (seperti minyak atsiri dan jamu seduh), pemasaran digital, hingga integrasi dengan platform lokal seperti e-commerce desa daam kerja sama dengan UMKM.
Pelaksanaan kegiatan dari 16 Septembr 2024 - 31 Mei 2025, terfokus di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Pada tahap pendidikan, anak-anak kelas 4 SDN 1 Mangliawan diperkenalkan pada tanaman herbal melalui pendekatan kreatif dan edukatif seperti permainan, melukis pot, serta praktik menanam secara berkelompok.
Selanjutnya, pada tahap pengembangan, kegiatan menyasar masyarakat dewasa melalui penyuluhan mengenai jenis dan manfaat tanaman herbal, pelatihan budidaya, serta strategi pemasaran berbasis komunitas dan digital. Warga juga mengikuti sesi penanaman langsung sebagai bentuk praktik aplikatif. Seluruh rangkaian ditutup dengan kegiatan simbolis dan dokumentasi yang memperkuat kerja sama lintas generasi dan komunitas, sebagai pondasi awal menuju terwujudnya Desa Herbal.
Program ini memberikan pengalaman belajar kontekstual dan menyenangkan bagi anak-anak, yang tidak hanya mengenalkan mereka pada tanaman herbal, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan kesehatan. Mereka belajar bertanggung jawab dengan merawat tanaman yang mereka tanam sendiri.
Sementara itu, warga desa memperoleh ilmu baru seputar pengolahan, budidaya, serta peluang pemasaran tanaman herbal. Hal ini memicu keterlibatan aktif dalam menciptakan kawasan hijau yang produktif dan mendorong pembentukan jaringan kerja antarwarga yang mendukung ketahanan pangan, kesehatan keluarga, dan ekonomi lokal. Program ini juga membuka peluang kerja sama ke depan antara masyarakat, institusi pendidikan, dan pelaku UMKM untuk memperkuat Desa Mangliawan sebagai pusat herbal.
Kami belajar bahwa menjembatani ilmu kampus dan kebutuhan masyarakat bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi menciptakan ruang interaksi yang saling belajar dan tumbuh. Keterlibatan semua elemen masyarakat dari anak-anak hingga orang dewasa mampu membuktikan bahwa transformasi sosial dapat dibangun dari interaksi yang setara dan saling menghargai.
Kendala teknis seperti cuaca, waktu, dan keterbatasan fasilitas di lapangan mampu diatasi melalui komunikasi terbuka dan kerja sama tim yang solid dengan warga. Pengalaman ini menegaskan bahwa pengabdian bukanlah intervensi satu arah, tetapi proses kolaboratif yang dimulai dari kehadiran, empati, serta keberanian untuk menciptakan perubahan kecil yang berkelanjutan. Cita-cita menjadikan Desa Mangliawan sebagai Desa Herbal bukanlah mimpi sesaat, melainkan visi jangka panjang yang berangkat dari satu pot tanaman, satu keluarga sadar, dan satu generasi yang peduli.