
Aksi Berdampak Pemuda di Pertida SBH Jatim 2025
Pertida SBH Jawa Timur VII Tahun 2025 terinspirasi oleh kebutuhan mendesak untuk memperkuat kapasitas Pramuka Penegak dan Pandega dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, kedaruratan lingkungan, serta penguatan kesadaran sosial dan solidaritas kemanusiaan. Meningkatnya perhatian publik terhadap isu kesehatan mental, kesiapsiagaan bencana, kekerasan terhadap anak, dan stunting mendorong Kwartir Daerah Jawa Timur bersama Dinas Kesehatan untuk menyusun program terpadu yang mampu menjawab isu-isu tersebut secara konkret.
Sebagai tindak lanjut dari program SBH (Saka Bakti Husada) yang telah berjalan, Pertida ini dirancang agar tidak sekadar menjadi ajang temu Pramuka, melainkan juga ruang pembelajaran lintas disiplin yang membentuk karakter peduli, sehat, tangguh, dan siap menjadi agen perubahan. Diharapkan melalui kegiatan ini, semangat gotong royong, kreativitas, dan pengetahuan berbasis kesehatan masyarakat dapat menjadi budaya baru di kalangan generasi muda Jawa Timur.
Persiapan kegiatan dimulai sejak 10 Februari 2025, melibatkan kolaborasi antara Dinas Kesehatan Jawa Timur, Kwartir Daerah, dan Dewan Kerja Daerah sebagai penyelenggara teknis. Kegiatan utama dilaksanakan selama 4 hari 3 malam pada tanggal 17–20 Juni 2025 di Bumi Perkemahan Alas Soeko, Mojokerto, dengan peserta dari seluruh Kwartir Cabang se-Jawa Timur.
Program ini terbagi ke dalam beberapa kategori, antara lain edukasi berbasis praktik dan partisipatif, lomba kreatif dan kolaboratif, serta giat sosial dan kesenian. Sesi edukasi meliputi Simulasi Bencana, Praktik evakuasi, Basic Life Support (BLS), Mental Health and Happiness Project, Pelatihan Safe from Harm (SFH), dan Donor Darah. Setiap sesi dirancang untuk tidak hanya membekali peserta dengan pengetahuan, tapi juga keterampilan praktis dan sikap kritis terhadap isu nyata di masyarakat.
Di sisi lain, terdapat pula kegiatan kompetitif dan kreatif seperti Lomba Memasak Kreasi Isi Piringku, Amazing Race untuk melatih kerja sama dan pemecahan masalah, serta Lomba Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bertema "Cegah Stunting" yang mendorong peserta menyuarakan pesan sosial melalui media digital.
Kegiatan dilengkapi pula dengan pentas seni antar kontingen sebagai ruang ekspresi budaya, giat bakti pemeriksaan dan inspeksi lingkungan, serta penyediaan cek kesehatan gratis bagi masyarakat sekitar perkemahan sebagai bentuk pengabdian langsung dari peserta kepada lingkungan setempat.
Pertida SBH 2025 memberikan dampak signifikan baik bagi peserta maupun masyarakat luas. Bagi peserta, mereka memperoleh pengalaman langsung dalam simulasi kondisi darurat, keterampilan dasar penyelamatan jiwa, pemahaman mendalam tentang kesehatan mental dan stunting, serta kemampuan untuk menyampaikan pesan sosial secara kreatif. Melalui pelatihan SFH, peserta dibekali kesadaran pentingnya perlindungan terhadap anak dan pencegahan kekerasan, sehingga mereka mampu menjadi duta perlindungan anak di lingkungannya masing-masing.
Masyarakat sekitar lokasi perkemahan juga mendapatkan manfaat langsung melalui kegiatan cek kesehatan gratis, edukasi kebersihan lingkungan, dan aksi bersih-bersih yang dilakukan oleh peserta di fasilitas umum dan area pemukiman sekitar Alas Soeko. Pertunjukan seni dari peserta juga memberikan hiburan sekaligus mempererat hubungan antara Pramuka dan warga desa.
Selain itu, ILM bertema cegah stunting yang diproduksi peserta menjadi alat kampanye publik yang dapat disebarluaskan secara digital untuk mengedukasi masyarakat secara lebih luas, menjangkau komunitas di luar perkemahan. Kegiatan ini memperkuat peran Pramuka sebagai motor perubahan sosial dan kesehatan di masyarakat.
Pertida SBH 2025 membuktikan bahwa edukasi kesehatan, mitigasi bencana, dan kampanye sosial bisa dikemas secara menarik dan efektif melalui pendekatan interaktif dan kolaboratif. Kami belajar bahwa peserta muda akan jauh lebih aktif dan antusias jika diberikan ruang untuk berekspresi, berlatih langsung, dan diberi kepercayaan menjadi bagian dari solusi nyata terhadap isu masyarakat.
Kegiatan seperti simulasi bencana, lomba ILM, pelatihan BLS, dan Happiness Project menjadi bukti bahwa Pramuka bisa menjadi pelopor dalam pengarusutamaan isu-isu penting seperti kesehatan mental, pencegahan kekerasan, dan pola makan sehat.
Melalui pelibatan lintas sektor (pemerintah, tenaga kesehatan, pelatih, dan masyarakat), kami juga menyadari pentingnya sinergi untuk memastikan keberlanjutan program. Evaluasi dari kegiatan ini akan menjadi dasar pengembangan modul pelatihan, strategi kampanye stunting, serta perluasan jejaring Pramuka Peduli dalam sektor kesehatan dan perlindungan anak di masa mendatang.