Donasi Masyarakat Sambas Kalbar Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh Melalui Pramuka Peduli Aceh
Pelaksanaan penyaluran donasi ini terinspirasi dari keprihatinan mendalam masyarakat Sambas, Kalimantan Barat, terhadap kondisi masyarakat Aceh yang terdampak banjir dan longsor. Informasi mengenai kondisi darurat tersebut mendorong warga Sambas untuk bergerak memberikan bantuan semampu mereka. Kak Urai Jelita, anggota Pramuka dari Kwartir Cabang Sambas sekaligus Koordinator Program Messengers of Peace Cabang Sambas, Kwarda Kalimantan Barat, merasa terpanggil untuk menjadi jembatan penyalur donasi agar dukungan masyarakat Sambas dapat segera diterima oleh para korban bencana di Aceh.
Proyek ini dilaksanakan melalui koordinasi antara Kwartir Cabang Sambas dan Pramuka Peduli Kwartir Daerah Aceh. Donasi berupa uang tunai sebesar Rp 2.000.000 yang dikumpulkan dari masyarakat Sambas diserahkan oleh Kak Urai Jelita kepada relawan Pramuka Peduli Kwarda Aceh, Kak Khaidir Marzuki. Donasi tersebut kemudian diteruskan ke Posko Pramuka Peduli Kwarda Aceh dan diterima langsung oleh Kak Anwar selaku koordinator Pramuka Peduli Aceh. Proses penyerahan dilakukan secara resmi, tercatat, dan disertai laporan penggunaan dana untuk memastikan bantuan digunakan tepat sasaran.
Proyek penyaluran donasi ini memberikan dampak langsung bagi korban banjir dan longsor yang membutuhkan bantuan cepat untuk pemulihan awal. Dana yang diterima membantu penyediaan kebutuhan mendesak seperti logistik, obat-obatan ringan, serta kebutuhan darurat lainnya. Bagi para relawan dan masyarakat Sambas, proyek ini memperkuat nilai solidaritas, kepedulian, dan semangat persaudaraan antar daerah. Kak Anwar, sebagai koordinator Pramuka Peduli Kwarda Aceh, menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada masyarakat Sambas, Kalimantan Barat, atas kepedulian dan bantuan yang diberikan. Ia menegaskan bahwa dukungan ini bukan hanya meringankan beban para korban, tetapi juga menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan persatuan tetap hidup di tengah masyarakat Indonesia.
Pelaksanaan proyek ini memberikan banyak pelajaran penting, terutama mengenai koordinasi lintas daerah dan pentingnya komunikasi cepat antara pihak penggalang donasi dan tim penerima di wilayah bencana. Kak Urai Jelita dan tim belajar bahwa proses dokumentasi, validasi kebutuhan lapangan, serta transparansi laporan sangat penting untuk membangun kepercayaan publik. Di masa depan, proyek seperti ini dapat ditingkatkan dengan memperluas jaringan donatur, menyiapkan sistem pelaporan lebih terstruktur, serta mengadakan penggalangan dana berbasis komunitas agar jumlah bantuan dapat meningkat dan menjangkau lebih banyak korban.