
Belajar Budaya Lewat International Food Stall di Expo Milad USK 2025
Inspirasi untuk mengikuti kegiatan ini berawal dari keinginan untuk memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi anggota Pramuka MAN 2 Banda Aceh. Selama ini, kegiatan pramuka identik dengan pelatihan keterampilan di alam terbuka, baris-berbaris, maupun kegiatan rutin lainnya. Namun, keikutsertaan dalam International Food Stall Expo Milad USK 2025 dipandang sebagai kesempatan emas untuk mengenalkan pramuka pada keberagaman budaya internasional melalui media kuliner. Semangat untuk memperluas wawasan anggota pramuka, membangun toleransi, serta menanamkan nilai persaudaraan antarbangsa menjadi pendorong utama dalam mengambil proyek ini.
Proyek ini dilaksanakan di AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala, dalam rangkaian kegiatan Expo Milad USK 2025 pada hari Sabtu, 20 September 2025. Eksekusi kegiatan dilakukan dengan melibatkan anggota Pramuka Gugus Depan Jaya Baru 03-149 dan 03-150 yang berpangkalan di MAN 2 Banda Aceh, serta didampingi oleh Kak Khaidir Marzuki sebagai pembina putra. Pelaksanaan berjalan dengan terarah, di mana para anggota pramuka diarahkan untuk berkeliling ke setiap stan makanan internasional, berinteraksi dengan penyaji makanan, serta mencatat pengalaman dan kesan mereka. Pendekatan ini membuat kegiatan berlangsung secara menyenangkan sekaligus mendidik.
Dampak dari kegiatan ini sangat positif, baik bagi anggota pramuka maupun bagi sekolah. Para pramuka memperoleh pengalaman langsung dalam memahami keragaman budaya dunia, meningkatkan rasa ingin tahu, serta memperkuat sikap toleransi dan keterbukaan. Dari sisi karakter, mereka belajar pentingnya keberanian untuk mencoba hal baru, kemampuan berkomunikasi lintas budaya, serta menghargai perbedaan sebagai bagian dari kehidupan global. Bagi sekolah, kegiatan ini menunjukkan bahwa pramuka mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, sekaligus berkontribusi dalam membentuk generasi muda yang berwawasan luas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Pelajaran berharga yang diperoleh dari kegiatan ini adalah bahwa pembelajaran budaya dapat dilakukan dengan cara yang sederhana namun bermakna, yaitu melalui interaksi langsung dengan kuliner khas berbagai negara. Para anggota pramuka belajar bahwa makanan bukan hanya sekadar santapan, melainkan cerminan identitas dan tradisi suatu bangsa. Mereka juga mengasah kemampuan komunikasi, keberanian untuk mencoba hal baru, dan sikap menghargai perbedaan. Ke depan, kegiatan seperti ini bisa dibuat lebih baik dengan mempersiapkan sesi diskusi singkat bersama mahasiswa asing atau membuat dokumentasi reflektif berupa catatan pengalaman pramuka, sehingga nilai-nilai pembelajaran lebih terstruktur dan mendalam.